Halaman

Senin, 22 Oktober 2012

Untuk : Nona Baik Hati


Hei mbak, tengoklah keluar rumahmu sebentar saja, lihat bulan yang buram itu! Sudah? Kalau sudah bayangkanlah perasaanku saat ini sama dengan bulan itu. Entah bulan itu tampak seperti sedang mengejekku atau malah sedang merasakan kegelisahanku. Oh ia, jangan terlalu lama di luar, banyak nyamuk! Hehe..

Noooon !!! mau cerita sedikit doonggg?? Jangan nolak yah... entah kemana aku mesti cerita, aku tak tau. Untuk masalah hati, tak pernah sekalipun aku cerita ke orang lain. Aku sangat yakin kamulah orang pertama yang akan melihatku berbicara tentang hati, karena itu tolong dengarkan curahanku ini.

Dimulai dengan kata kunci untuk gundahku ini adalah wanita dan perasaan. Kalau di sini saya dan teman-teman ngumpulku mendefinisikan arti cinta adalah nama sebuah makanan “cendolo na tape(cendol n tapai)”.
Semenjak aku mulai mengenal yang namanya pacaran aku selalu bertanya-tanya seperti apakah rasanya cinta itu. Orang-orang selalu berkata cinta itu beginilah, cinta itu begitulah. Namun tetap saja rasa-rasanya aku tak merasakan apapun ketika menjalani hubungan dengan wanita, perasaan rindulah, perasaan sayanglah. 

Mungkin aku memang merasakan sayang dan rindu itu ketika menjalin hubungan dengan wanita, tapi jujur saja perasaan itu sungguh sangat singkat dan bisa hilang begitu saja, bahkan hitungan jam saja. Karena itu tentu saja aku tidak menyebut itu adalah sebuah cinta. Dan akhirnya perjalanan kisah cintaku jadinya begitu-begitu saja.

Ingat gak dulu waktu di “mak eka” kita sempat ngobrol-ngobrol tentang masa laluku tentang pengalaman jalinan kasihku dengan banyak wanita yang selalu berakhir pada mereka yang tersakiti, dan akhirnya aku tersadar bahwa aku salah dan memutuskan untuk lama menyendiri sampai akhirnya kutemukan wanita yang bisa membuatku mengalami fenomena cinta itu?

Yaahh aku tak tau itu bisa dibilang cinta atau bukan namun sejak pertama kali perasaanku yang terstrum cinta itu sampai sekarang masih korslet akan dirinya. Ini adalah rekor terlama dari perasaan rindu dan sayang yang ada dalam hatiku. bahkan karena dirinya aku mengeluarkan janji pertamaku untuk seorang wanita, janji itu sampai tadi selalu kupegang teguh, walaupun memang kami sudah lama saling berpisah dan berada di tempat yang saling berjauhan namun aku selalu tetap pada janjiku itu. Apakah itu cinta??

Memang benar bahwa ketika kami berpisah aku jadi jarang berhubungan dengannya, namun aku melakukan itu semata-mata untuk dirinya. Aku tidak mau dirinya yang sedang fokus belajar terganggu olehku, dan aku juga pernah berkata padanya untuk menungguku sampai saatnya tiba ketika aku bisa muncul dan membanggakan diriku yang dihadapan orang tuanya. Dan itupun kujadikan sebagai komitmen utamaku untuk terus berusaha menepati janjiku, tentu saja janjiku ini tidak membebaniku bahkan selalu menjadi penyemangatku bahkan ketika aku harus menghilangkan diriku sendiri demi mengejar janji itu.

Namun sesaat tadi ketika aku mencoba berbincang-bincang dengannya, mengajaknya bersilaturahmi, dia malah seakan menusukku dengan tombak yang sangat tajam tepat ke arah jantungku melalui kata-katanya yang sangat singkat. Memang secara lansung dia tidak ada penolakan tapi kata-kata singkat itu seakan lansung berubah menjadi tembok besi yang tidak mungkin kutembus walau hanya bermaksud bersilaturahmi saja.

Aku yakin nona mengerti kata-kata seperti apa yang digunakannya. Dan selepas itu rasanya pondasi yang telah kubangun jadi luluh lantah sebelum bangunan aslinya terbangun. Apa kamu tau perasaan ini sungguh sangat menyakitkan nona?? Baru kali ini kurasakan rasa sakit yang luar biasa namun tidak tau di mana sumber luka itu untuk bisa kuobati. Luka yang tak nampak ini ruasanya sungguh memilukan. Apakah ini yang namanya cinta??

Dahulu ketika aku sering kali menyakiti perasaan wanita, maka beberapa temanku selalu berkata “hati-hati karma”. Tentu saja aku tak menyangka karma seperti apa yang akan kudapatkan, karena kala itu aku selalu merasa tidak pernah menyakiti mereka sebab bukan aku yang memulai dan meminta, tapi mantan-mantanku itu yang memulainya.

Namun sekarang aku yakin bahwa tetap saja aku salah karena malah menyalahgunakan kesempatan yang telah mereka berikan. Mungkin memang sudah sepantasnya aku mengalami ini. Namun tetap saja perasaan aneh ini benar-benar memilukan. Apa yang harus aku lakukan??

Ahhhh...ceritaku pasti akan membuatmu ngantuk, maaf yaaa!!! tapi aku merasa lega telah mengeluarkan cuap-cuap hatiku...aku berharap mendapatkan sedikit balasan pencerahan darimu nona baik hati.

Terima kasih dan salam rindu :)

Ps : Ini adalah curhat tentang perasaan hancurku yang pertama terhadap cinta dan wanita.

Jumat, 12 Oktober 2012

Surat Balasan ( Aku kehilangan Diriku)



(Aku berjalan ke arahmu, pelan dan ragu. Kepala menunduk kebawah dan satu tanganku beraksi menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal, hanya simpul kusut dari senyum yang kutampakkan di depanmu. Sambil berkata) hai tante..ehehe!

Gimana kabar tante? Lama gak ketemu yah?. Yee...pasti mukamu bengkok aku panggil tante. Ia ia gak panggil tante, kan bercanda.

Itung-itung udah hampir setahun lebih (<~ngerti gak?) gak ketemu. Sempat kita sering berbalasan kata dan kalimat walaupun setelah itu aku keluar dari jalur kita namun aku tau kamu masih tetap berada pada jejak itu. Berusaha mencari jejak kehilanganku, memang benar kamu layak menghujaniku pertanyaan-pertanyaan setelah kehilanganku ini.
Tapi tenang saja nona, semua pertanyaanmu akan kujawab biar ada sedikit kelegaan di pencarianmu itu. Oh ia yang pertama-tama, tagih hutangmu di aku dongg!!biar jadi rajin gitu... ^_^

Teman, Makassar sedang dilanda musim kemarau berkepanjangan. Entah itu pun adalah sebuah virus yang menular bagi orang-orang yang jelas kemarau itu memang sedang terjadi dalam diriku, siraman yang dahulu memberiku musim yang penuh bunga sekarang telah menjadi kering kerontang. Akupun tak tahu kapan kemarau ini akan berakhir, bahkan siapa atau apakah yang bisa mengakhiri semua kepanasan ini.

Memang benar jawaban dari semua itu hanyalah Aku, namun aku yakin kamu tahu bahwa untuk seseorang,yang terpenting itu adalah seseorang lain yang bisa menemaninya bahkan untuk mengembalikan kemaraunya. Untuk saat ini orang itu adalah kamu, temanku!

Seorang pahlawan memang tak butuh jubah berwarna untuk dapat menunaikan tugasnya menlong orang lain, bahkan pahlawan itu kudapatkan dari dirimu yang hanya sekadar menyemprotkan kata-kata kepadaku, dan sekarang aku merasa kembali sehat.

Walaupun begitu janji yang dulu sempat kulontarkan kepadamu belum terlaksanakan, hal ini sangat membebani pikiranku. Maka dari itu di awal tadi kukatakan untuk engkau menagih hutangku kepadamu agar aku bisa mendapatkan motivasi untuk berusaha memulainya.

Aku ingat ketika masih di kota kecil itu bersama yang lain. Dengan sangat gampang motivasi itu kudapatkan,dan kujadikan sebuah racikan yang cukup lezat. Namun perbedaan itu sangat besar kurasakan di sini, ke acuhanku kembali dan semakin membesar. Penyebabnya berbagai macam yang di dalamnya ada kemarahan, kesenangan, rasa bersalah, bahkan kekecewaan. Dan itu semualah penyebab kemarau ini.

Aku sangat berharap engkau sahabatku akan selalu ada untukku, menjagaku saat kemarau dalam diriku hendak menampakkan kembali panasnya. Karena entah pada siapa lagi aku mesti berharap di sini, aku seakan kehilangan biji untuk kutanam kembali dari buah manis yang telah kuhabiskan.

Teman, ini adalah celotehku yang sempat menghilang. Aku tahu ini mungkin sangat singkat bahkan untuk kau dalami. Namun aku masih punya banyak bahan untuk kucuap-cuapkan denganmu, tapi aku mau menyimpan itu untuk kiriman yang berikutnya.

Dan sebelumnya Thanks yak Bunda Wulan, because of you i got this spirit back.
PS : Don’t stop forcing me to write, i’m begging u.

Minggu, 10 Juni 2012

Dengarlah Tau MaBusung

         Wahai ibu dan bapak-bapak pemerintah yang sedang berperan sebagai tokoh teratas yang memimpin Negara ini. Aku tahu bahwa kalian yang sedang berdiri di atas sana adalah untuk memperjuangkan Negara kalian, namun mengapakah kalian tidak melihat dan mendengarkan kami para rakyat yang mau bersuara?
         Kalian sibuk berdiskusi, mengadakan rapat setiap kali ada masalah yang dihadapi. Namun mengapa hanya antara kalian saja yang mau sibuk sendiri? Bukankah masih banyak rakyat-rakyatmu yang juga punya pengetahuan dan kemampuan yang bisa kalian andalkan untuk membicarakan masalah yang kalian hadapi? Kami tahu bahwa tugas kalian tidak mau untuk menyusahkan kami. Tapi mengapa tetap saja kami mengalami kesusahan?
BACA SELENGKAPNYA!!!

Cinta Yang Mahal

Makassar, 10 juni 2012-06-10
   
       Entah orang yang bagaimana dan seperti apa yang mereka sebut-sebut pejuang cinta. Aku sungguh-sungguh tak mengerti akan kisah-kisah yang banyak terpapar di layar kaca itu dengan menyuguhkan beragam kisah cinta yang kadangmengharuhkan ,dan kadang pula menyedihkan. Namun semua itu rasanya bagai terlalu palsu di hadapan cintaku.
     Bahkan kisah Siti Nurbaya yang melegenda itupun tak dapat membantuku, sungguh aku tak mengerti mengapa adat seperti ini harus ada dalam sukuku.Apa mereka tak mengerti perasaan orang-orang yang telah mereka mentalkan dengan semena-mena? Ahh..rasanya begitu mahal dan disengaja.
BACA SELENGKAPNYA....!!!
   


Jumat, 08 Juni 2012

Kisah Gadis

Makassar, 08 june 2012

      Di sebuah desa kecil bagian selatan Sulawesi yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dengan bertani sekaligus beternak. Sebagian besar perumahan di kampung itu di kelilingi oleh sawah dan pohon-pohon yang serba hijau dan sangat luas. Rumah-rumah desa itu entah atau memang di sengaja untuk di buat menjadi rumah panggung, rumah yang isi bawahnya sengaja di buat kandang atau hanya sekedar bale-bale, namun rumah panggung yang masih bertemakan kayu itu terasa sangat sejuk di bandingkan dengan rumah mewah yang dimiliki kota besar.
      hanya satu rumah panggung yang terlihat kontras dengan rumah panggung lainnya di desa itu mempunyai ukuran yang lebih besar dan terlihat berkilau akibat kayu yang diplitur itu. Rumah itu di tempati oleh seorang juragan sawah yang mempunyai sawah yang paling luas di banding penduduk yang ada di desa itu. Juragan itu tidak perlu melakukan kesehariannya yang dulu sebagai petani karena sekarang dia mempunyai beberapa pekerja yang dibayar untuk membajak dan menanam sawah itu. Sang juragan tinggal dengan istri dan seorang anak gadisnya yang sebentar lagi dia suruh untuk melanjutkan kuliah di kota.
Baca selengkapnya....!!!



Kamis, 31 Mei 2012

Sabar Berbuah Sangat Manis

      Sudah dua tahun setelah pernikahanku dengan Via, walaupun kami belum diberkahi dengan seorang anak namun aku dan istriku bisa menjalani hidup sederhana yang bahagia. Kami bisa menjalani kebahagiaan kami yang dengan sangat sederhana ini semata-mata karena istriku yang sangat sabar. Kesabarannya selalu saja bisa meluluhkan emosiku yang kadang mau meledak dengan sangat keras bila aku sedang sharing dan menceritakannya beberapa masalah tentang pekerjaan dan lain-lain. Dia tidak pernah berbicara keras denganku ketika saya mengajaknya bercerita. Entah pernah makan apa istriku karena dia bisa sangat sabar dengan kesederhanaan hidup kami, padahal jika sebenarnya dia mau maka aku pasti bisa mendapatkan sebuah pekerjaan yang lebih dari sekedar menjadi seorang pengajar bahasa yang mengajar di sebuah kursusan kecil yang tidak terlalu terkenal.
       Saat itu ketika aku sedang menceritakan tentang pekerjaan yang lebih menjanjikan yang dengan gaji yang cukup tinggi di banyak perusahaan di kota besar seperti ini bisa meningkatkan taraf hidup kami, bahkan aku juga memakai alasan jika kami bisa membangun rumah yang lebih besar lagi dari pada tempat kecil kami sekarang yang masih harus sibuk-sibuk jika musim hujan tiba. Namun yang dikatakan istriku pada saat aku mengutarakan itu semua malah tidak seperti orang lain pada umumnya yang banyak memimpikan rumah besar.

Minggu, 27 Mei 2012

Kampoeng

      Saat itu umurku masih 5 tahun ketika saya dan mama pindah ke kampung, kampung halaman mama yang masih minim dengan ketersediaan listrik dan sarana modern yang bisa lebih memudahkan pekerjaan para penduduk desa ini seperti yang dimiliki perkotaan. Di kampung ini saya dan mama tinggal dengan kakek dan nenek serta tante neni (adik mama). Mama adalah orang yang pintar dan tidak membutuhkan waktu lama untuk jadi orang yang dihormati di kampung ini, walaupun keseharian mama dan tante neni dan kakek adalah memanen cokelat dan hasilnya dijual di pasar seperti penghasilan sebagian beasr para penduduk kampung ini,mama juga mengajar mengaji anak-anak di sini dan bukan hanya itu mama juga mengajarkan membaca penduduk di sini.
       Seeiring bertambahnya waktu dan tubuhku yang semakin besar akhirnya aku mengerti sebab mama dan papa harus pisah karena keputusan sepihak mama untuk pindah ke kampung, entah alasannya apa namun papa tidak setuju dan tetap ingin bertahan di kota yang akhirnya membuat mereka harus bercerai dan aku ikut dengan mama. Memang mama dan papa sudah pisah namun aku sering menerima surat yang di bacakan oleh mama dari papa, setelah aku bisa membaca dan menulis sendiri aku pun jadinya sering berkiriman surat dengan papa, bukan hanya itu surat-surat dari papa tentang keberadaan dan kesehariannya ternyata telah memberikanku mimpi untuk tinggal dengan papa.
BACA SELENGKAPNYA !!!



Sabtu, 19 Mei 2012

Wanita Dalam Cermin

        Aku tahu bahwa dia adalah teman dekatku, memang dia dekat denganku. Walaupun aku sudah ckukup lama kenal dengannya namun tak pernah sekalipun kami menjalin suatu hubungan yang lebih dari sekedar teman saja. Entah apa kata orang-orang di sekitarku yang berkomentar apapun tentang kedekataku dengan dia namun itu hanya jadi sekedar bahan pikiran saja yang belum bisa membuatku memberikan keputusan apapun tentang hubungan kami.
        Aku tahu bahwa dia punya perasaan khusus kepadaku. Memang waktu itu dia menyatakan cinta dan sayangnya kepadaku ketika kujawab dengan campuran kejujuran dan kebohongan yang berarti penolakan. Walaupun begitu kami tetap dekat sebagai teman.
BACA SELENGKAPNYA!!!

Selasa, 15 Mei 2012

Motor

     Bergegas dia mengeluarkan motornya dari garasi yang tidak juga bias disebut garasi karena ada tanaman yang tertutupi seng-seng sebagai pagar.pagar atau garasi?..sepertinya itu tak penting untuk dia pikirkan sekarang. Sambil berucap salam perpisahan pada istri dan anaknya dia lansung menuju ketempat kerja menunggang sihitam tua dan tak modern.peyot dan lambat.mungkin itulah sebutan untuk kendaraan besinya yang kuna dizaman serba baru ini.
      Breemm,..bremm bremm…piiiippp.piiiippp…bruuum bruuuum brum… tak satupun kendaraan yang tidak bersuara diatas aspal yang ramai itu. “edede..macetmi seng..bambangna poe” gerutunya dengan menghembuskan asap rokok yang dihisapnya sambil mengedarkan pandangan ke mana-mana mengamati setiap jengkal kendaraan yang ada disampingnya. Berbagai macam jenis motor baru mendominasi dan mengelilinginya, beberapa pandangan sekilas dan menghina melihat dirinya dan motornya. Namun dia tak peduli terus breem breem dengan santai tapi pasti dia terus mamacu motor tuanya berkelok-kelok bagai ular melintasi mobil-mobil bahkan motor lain bagaikan sebuah batu penghalang.
BACA SELENGKAPNYA!!!

BBM Memihak Mana?

      Terkait kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM April 2012 ini belum lagi telah menimbulkan begitu banyak polemik yang tengah terjadi di berbagai wilayah besar maupun kecil di Indonesia. Pasalnya kebijakan menaikkan BBM ini sebagian besar dikalangan masyarakat berpendapatan menengah kebawah dampaknya akan sangat menyulitkan mereka karena BBM pula dianggap dan digunakan sebagai bahan pokok yang sangat penting demi keseharian mereka. BBM yang naik juga akan menjadi pemicu berbagai produk barang serta jasa melonjak naik, maka posisi BBM sebagai salah satu produk yang sangat rawan haruslah dipertimbangkan secara jelas dan memihak kepada rakyat bukan semata-mata demi keuangan negara. Ironisnya ketika BBM ini belum naik, harga-harga barang ataupun jasa sudah melonjak duluan.
       Sedangkan dampak lain kisruh kenaikan BBM menimbulkan banyaknya kasus yang telah terjadi menjelang kenaikan BBM ini disebagian besar wilayah Indonesia, contohnya kasus penimbunan BBM menjadikan kelangkaan BBM yang dilakukan oleh beberapa SPBU dibeberapa wilayah Sulawesi,Kalimantan,Sumatra,Jawa dan masih banyak lagi yang luas beredar dan diberitakan di media massa.
BACA SELENGKAPNYA!!!

Cantik dan perempuan Ala TV

        Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern sekarang, TV menjadi salah satu alat media massa yang berhasil mencetak berbagai macam paradigm atau pandangan yang juga bersifat semakin modern. Hiburan-hiburan yang ditawarkan oleh media pertelevisian juga menjadi salah satu penggerak utama pemikiran masyarakat  yang semakin berujung kepada pemikiran konsumerisme TV sendiri adalah sebuah alat canggih dalam mengontrol pikiran masyarakat, mendoktrin degan berbagai kepentingan-kepentingan tertentu oleh segelintir orang yang berkuasa terhadap siaran-siaran yang dimunculkan dalam TV. 
         walau tidak dipungkiri masyarakat bias meraup berbagai macam informasi dan pengetahuan yang dimunculkan melalui TV, namun kenyataan bahwa ternyata ada begitu banyak siaran-siaran yang ditawarkan melalui TV mesti dikritisi dan dipertanyakan lebih dalam lagi, tidak hanya sebagai penonton setia siaran-siaran TV yang lansung menerima dan menjadikan informasi yang didapatkan tersebut sebagai salah satu pedoman dalam kehidupan sehari-hari.   

Jurus Beracun Pemerintah : Latah dan Amnesia

       Layaknya pemain sandiwara hebat, melalui media sebagai sarana pencitraan, pemerintah Indonesia dengan luwes berakting menghipnotis masyarakat sebagai penontonnya. Inilah mungkin ungkapan saya kepada pemerintahan yang ada di Indonesia.
     Melalui kuasa media yang sekarang menjadi salah satu tumpuan masyarakat meraup informasi-informasi berkaitan dengan perkembangan perpolitikan bangsa Indonesia. Tokoh-tokoh utama sebagai pemerintah yang berpolitik di panggung atas Negara ini mempunyai jurus ampuh dan beracun untuk masyarakatnya. Saya sebut jurus beracun ini sebagai salah satu dampak masyarakat yang latah dan amnesia. Inilah mungkin jurus terhebat pada saat ini untuk membuat masyarakat terbuai dalam dunia perpolitikan yang digiring sana-sini namun tak kunjung kepada kisah akhirnya.

Sehat itu Cita-cita

       Sehat adalah sebuah cita-cita. Sehat adalah dambaan setiap orang. Dalam dunia ilmiah Sehat berarti kesehatan jasmani. Namun bagi seorang pemikir Sehat bisa berarti banyak yaitu kesehatan yang bisa berarti kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani. Nah dua kategori inilah yang mungkin setiap orang Indonesia yang pernah menjejakkan hidupnya mendapat pengalaman disekolah yang umumnya Negeri.
      Pertama-tama pembahasan kepada sehat jasmani yang sudah mencakup keseluruhan raga, baik tubuh bagian dalam dan luar. Kesehehatan tubuh yang pastinya sudah banyak referensi dari orang-orang yang banyak memberikan masukan untuk menjaga kesehatan tubuh yang bisa bertahan walaupun diterpa oleh umur yang semakin bertambah.

Aku bukan Robot

     “Aku bukanlah se”orang” robot” Herman bergumam sambil mengaungkan sebuah pistol di kepalanya sendiri. Menempelkan mulut pistol yang siap melontarkan peluru itu di pelipis kanannya. Air matanya mengalir melalui pipinya yang gempal jatuh membasahi karpet merah di bawah kakinya. Tetesan air mata itu tak bersuara  dan membeku oleh waktu. Membuka sel-sel kelabu kemanusiaannya yang dulu.
“kamu mau jadi apa kalau besar nanti man?”
“Herman mau jadi polisi yah”
“kenapa coba mau jadi polisi?”
“Biar bisa nolongin orang lain, nangkap orang-orang jahat” jawab Herman dengan lugu ketika masih kecil dulu.
Seiring berjalannya waktu Herman yang bersekolah dengan meraih berbagai prestasi pada zamannya, dan setelah lulus 12 tahun belajar lansung saja dia mendaftar kepolisian.
BACA SELENGKAPNYA!!!

Kamis, 01 Maret 2012

Kiri tapi bukan Tangan tiri


obrolan 2 orang teman yang sedang membaca sambil minum kopi disebuah warung)
A    :  eh, tolong bukuku dong !
B    :  oh ia nih, maaf tangan kiri !
A    :  oh ia gak papa!

(Obrolan tangan kiri dan kanan (tokoh B))
Kiri       :   T____T, aku tidak tau apa sih yang salah dariku yang selalu saja dianggap salah!
Kanan  :   sabar saudaraku, bos kita mungkin belum tau bahwa kita berdua mesti sama – sama dihargai...saya juga kadang selalu merasa letih karena suruhan yang berlebihan...!!
Kiri        :  tapi kamu mah masih enak karena masih disayang, dan selalu mendapat tugas mulia dari      bos..Lah sedangkan saya gimana?? Rasanya bos hanya manis d kamu saja, q merasa selalu d tangan tirikan....
Kanan   :  bukan begitu...km salah..km..
Kiri        :  sudahlah ..!memang sudah takdirku mungkin seperti ini...walaupun aku hanya ingin di        anggap sama bergunanya dirimu,namun kenyataannya aku seperti sampah dimata bos..Lebih baik aku minggat saja...sudah tidak ada gunanya aku disini terus!!
Kanan  :   jangann saudaraku...klo km tidak ada siapa yang menemaniku kelak??...aku masih sayang      sama km...
Kiri       :   aku juga sayang sama kamu saudaraku...namun apa daya inilah keputusanku....Selamat    tinggal saudaraku...Assalamualaikum..(breem breeeem..)
Kanan  :   Walaikumsalam...Eh eh tungguuuuuu...aku ikuuuttt...aku tidak mau tersiksa oleh bos....oeee..saudarakuuuuu...tungguuuu...!!(ngikkk nguuuk ngiiik nguukkk..)

Dalam adat budaya Indonesia yang mungkin ada dalam semua suku di indonesia seperti suku jawa, bugis, madura, makassar, dan lain sebaganyai. Kita sering kali mempraktekkan salah satu adat kesopanan itu yaitu kesopanan memberi dengan tangan kanan. Mungkin memang tidak ada masalah dalam hal ini apalagi menyangkut adat kesopanan yang sudah diturun – temurunkan melalui generasi yang terdahulu, namun bukan berarti tangan kiri itu menjadi tangan tiri yang selalu diabaikan keberadaannya. Maksud saya ada sedikit kesalahpahaman penerapan adat kesopanan itu yang sangat jarang sekali untuk mau ditelusiri. Contoh ketika orang yang lahir dengan kelengkapan tangan kanan dan kiri (tidak termasuk orang kidal) yang dari kecil sampai dewasanya hanya menggunakan tangan kanan sebagai bagian tubuh bantu utama akan mendapati dirinya dalam ketidakbiasaan penggunaan tangan kiri.
Dan terkadang dalam keseharian kegiatan orang – orang (tidak termasuk orang kidal) lebih memprioritaskan tangan kanan ketimbang tangan kiri yang akhirnya mereduksi bakat dari tangan kiri yang seharusnya bisa digunakan selayaknya aktifitas tangan kanan. Bukankah manusia yang lahir dengan tubuh lengkap semestinya mampu menggunakan kelengkapan yang telah di anugerahkan itu sebaik – baiknya dalam artian tidak menghilangkan adat dan budaya yang telah kita punya sejak dahulu kala? Semisalkan ketika seseorang yang kelebih tangan kanan mempunyai kegiatan kesukaan yaitu menulis, namun tanpa disangka – sangka mendapatkan masalah di tangan kanan yang akhirnya menghentikan kegiatan kesukaannya atau mungkin memulai dari awal dengan latihan bersama tangan kiri yang tentu saja membutuhkan waktu dan proses kebiasaan. Artinya ketika dalam hal seperti ini benar – benar terjadi berarti ada sebuah pemaknaan terhadap tangan kiri sebagai cadangan yang hanya dibutuhkan pada saat tertentu, padahal sekali lagi saya tekankan manusia yang lahir dengan kelengkapan tubuh yang telah dianugerahkan semestinya mampu mempergunakannya dengan sebaik – baiknya.
Coba kita lihat orang – orang tidak memiliki kelengkapan tubuh sebagaimana orang – orang lain yang telah di anugerahkan kelengkapan tubuh. Manusia yang sering kita namai cacat karena kekurangannya malah sering kali mampu menggunakan keterbatasan yang ada pada mereka dengan sangat baik. Disini artinya kita yang seharusnya telah banyak melihat kehebatan – kehebatan mereka yang disebut cacat itu juga mampu belajar dari mereka dalam menghargai kelengkapan yang telah diberikan kepada setiap manusia ketika lahir. Dan dari sini sayapun memikirkan sebuah pertanyaan tentang kata cacat yaitu “sebenarnya yang cacat itu orang yang disebut cacat karena keterbatasan namun mampu menjadi memberikan sebuah keahlian karena keterbatasan mereka sendiri atau orang yang disebut normal dengan segala kelebihan mereka namun tidak mampu meng”ahlikan” diri mereka dengan kelebihan itu sendiri??”
Memang sangat benar setiap bangsa dan suku yang memiliki adat budaya yang berbeda – beda itu adalah seuatu keharusan untuk menjaga jatidiri kebangsaan dan suku itu sendiri, apalagi kita sebagai bangsa indonesia yang memiliki adat budaya kesopanan yang dikenal dunia dan tentu saja harus selalu dipertahankan terhadap keberlansungan adat budaya kita sendiri sebagai sebagai karakter dan jatidiri Bangsa Indonesia, namun bukan berarti kita adat budaya yang kita miliki disalah artikan dengan membuat keterbatasan – keterbatasan diri sendiri  dan bukan memberikan sebuah pembelokan makna adat budaya yang telah dititipkan kepada kita untuk mengurung diri sendiri terhadap realitas sosial yang sedang berlansung dan semakin berkembang.

AKU DAN PEMBERONTAKAN


Sekarang aku punya pemahaman terhadap buku dan tulisan yang berarti pemberontakan, dimana apa yang ada dalam benakku sekarang tentang pendidikan zaman sekarang adalah sebuah rekayasa yang dibuat untuk meredam pemberontakan. Sistem politik satu arah yang bermain secara dominan dalam system pendidikan yang ada sekarang dan kebanyakan dianut ternyata selalu berusaha menyembunyikan makna  -  makna kebebasan yang bisa berakibat pemberontakan. Dan dalam hal ini Media dan perkembangan teknologi adalah peran utama yang mendukung peredaman kebebasan karena adanya ketakutan mereka terhadap pemberontakan yang dapat menggoyahkan posisi dominan sampai pada hari ini masih terus berusaha memenjarakan arti kebebasan dengan sangat cantik. Sehingga mereka yang berada diposisi dominan itu bisa terus ada sebagai pengontrol dan pengendali masyarakat banyak.
Aku masih ingat ketika masih bergelut dalam dunia sekolah dulu (SD, SMP, SMA) dimana isi kepalaku selalu dijelali penyajian data, teori, rumus, dan hasil  -  hasil dengan konteks menolong yang selalu menuntunku kedalam suatu pemikiran kesuksesan atau keberhasilan manusia dalam sebuah pencapaian materi. Maka aku tak pernah diberi kajian  -  kajian sosial yang dibahas secara mendalam dan sesuai dengan historical asli yang seharusnya bisa membuatku mengerti dengan jelas karakter asli bangsaku dan negaraku, aku juga tak pernah dituntun dengan wawasan tentang tulisan dan buku - buku yang tersebar di pelbagai penjuru dunia (walaupun di sekolah perpustakaan itu ada, namun entah paradigma apa yang membuat saya merasa hampa akan keberadaan perpustakaan sekolah itu), aku hanya diberi begitu banyak  tugas  - tugas sekolah (PR) yang harus diselesaikan karena kalau tidak terkadang ada sangsinya. Namun sayapun sampai sekarang masih mempertanyakan tentang implisit dalam nilai yang telah dihasilkan dari zaman sekolah itu terhadap realitas kehidupan manusia yang tidak hanya berujung kepada suatu nilai tentang materi belaka.
Dalam hal ini yang saya tekankan adalah rasionalitas dan ideologis dalam potensi yang ada pada diri manusia untuk dapat meretaskan diri mereka sendiri sebagai manusia yang ada bukan hanya untuk hidup tapi bagaimana dirinya dengan rasionalitas dan ideologis itu dapat dijadikan landasan untuk memanusiakan manusia lain dalam arti kepedulian akan keadilan dan kesetaraan.
Maka semenjak saat itu aku merasa sebagai subyek yang terkontrol dalam ketidaktahuan terhadap apa yang ada sebenarnya, walaupun terkadang naluriku telah mengeluarkan sinyal  -  sinyal ketidaksetujuan, tapi adadaya pengetahuan sebatas itu dan juga terpenjaranya kebebasan berpengetahuan itu yang telah mengikatku dan membukamku dalam kemunafikan.


Buku dan Pemberontakan
Namun syukur Alhamudlillah dari saat aku mengenal forum diskusi  -  diskusi pencerahan serta mengenal buku yang ternyata eksist diluar lingkup sekolah membuatku merasa telah terbodohi sistem yang kudapat dari sekolah. Bahwa tenaga, pikiran, dan waktu yang kuhabiskan saat itu hanya memberiku sebuah penjara pemikiran yang secara tak lansung tumbuh dan kusirami. Dan saat aku tersadar bahwa mata ini begitu luas pandangannya terhadap realitas yang ada dan akhirnya memberikan sebuah kejelasan bagaimana mereflesikan dan menafsir segala yang terlihat atapun tak terlihat dalam kehidupan ruang dan waktu ini. Dengan ini bahwa buku  - buku diluar buku pelajaran yang diberikan sekolah adalah buku yang sebenarnya telah mengajarkan saya menghasilkan nila sebenarnya pula yang sesungguhnya tersembunyi atau sengaja disembunyikan oleh para pengendali system. Bagi saya buku  - buku ini ada untuk memprotes kurikulum yang telah dipercaya sebagai awal pencerahan pengetahuan, buku - buku ini ada untuk menjelaskan dan memberikan system  -  sistem yang berbeda dalam sebuah pendidikan, buku - buku ini ada dan menawarkan nilai  -  nilai sebenarnya yang  tertutupi. Bahwa buku dalam hal ini akan memberi sumbangsih besar terhadap rasionalitas dan ideologis manusia untuk refleksi sesungguhnya dalam kehidupan.
Oleh karena itu buku adalah sebuah awal pemberontakan (pemberontakan yang saya maksud adalah sebuah aksi atas pemikiran  - pemikiran yang bertentangan terhadap suatu kaum dominan yang mengendalikan aturan  - aturan dalam kebebasan dan keadilan). Dimana pemberontakan sebenarnya adalah suatu praktek atau refleksi seorang manusia dalam menelaah kehidupan yang ada didepan matanya sekarang dan mampu mengantarkan dirinya dan orang  -  orang serta alam yang ada disekitarnyapun untuk menuju suatu kebebasan dan keadilan. Dalam kisah Hugo Chaves (2002) yang melakukan pemberontakan (yang disebut Revolusi) terhadap neoliberalisme juga berdasarkan apa yang dipandangnya terhadap sebuah otoriter yang melakukan penindasan yang canggih yang telah banyak membuat rakyatnya sengsara karena kebohongan - kebohongan otoriter tersebut. Di Indonesiapun, Kemerdekaan yang diusung oleh pemuda - pemuda Indonesia terdahulu menggambarkan adanya sebuah pemberontakan yang tengah terjadi oleh kolonialisme (Yudi Latif 2004 “Negara Paripurna”,dan masih banyak lagi refrensi -  referensi yang bisa didapat dalam buku - buku tentang sejarah Indonesia seperti Api Sejarah,dll). Tidak hanya itu Chairil Anwar, Tan Malaka dan para sastrawan dan seniman - seniman Indonesiapun membahasakan suatu pemberontakan dengalan mereka menuangkan keluh -kesah, ide, kritik, harapan dan doa untuk Bangsa Indonesia kedalam sebuah karya tulis.
Dalam hal ini artinya ada banyak cara untuk melakukan pemberontakan dalam kehidupan yang terdominasi dan terkendali oleh kaum dominan yang hanya ingin mengantarkan diri mereka sendiri kedalam kepuasan pribadi. Di sini para Pahlawan yang telah mendedikasikan hidupnya kedalam sebuah perjuangan untuk kebebasan dan keadilan rakyatnya juga sangat mengerti eksistensi buku dalam sebuah kata perjuangan yang mereka artikan pemberontakan. Maka dalam hal ini sangat jelas bagi mereka (Pahlawan) bahwa bukulah tahapan pertama pemberontakan yang menciptakan kesadaran pemikiran sehat dan ideologis yang dengan tahapan selanjutnya praktek kebebasan dan keadilan itu sendiri.
Namun dari semua itu dihadapan zaman sekarang dimana globalisasi yang semakin canggih sedikit menyingkirkan realitas pemaknaan pemberontakan yang ada dalam diri setiap manusia, dan sekali lagi hal ini menjadi suatu tantangan tersulit yang pernah ada dalam sejarah dunia dimana kecanggihan globalisasi dan kapitalisme yang tidak lagi menjajah dengan kekerasan namun dengan teori -teori pendekatan yang tersamarkan dengan baik oleh modernitas kedalam pemikiran manusia.
Berarti peran manusia sekarang dalam membahasakan dirinya sebagai pemberontak semakin dipersulit oleh adanya modernitas dari perkawinan globalilasi dan kapitalisme secara gampang diterima oleh kebanyakan masyarakat dunia sekarang terutama Indonesia. Namun tidak berarti bila disini ada kata ketidakmungkinan suatu perubahan untuk kembali mengenali bahasa pemberontakan, yaitu dengan jalan pendekatan pemikiran kritis sebagai landasan rasionalitas dalam memerangi penindasan itu dimana sekali lagi buku adalah penyedia pendidikan kritis tersebut, dan juga sekali lagi bukan buku pelajaran dari sekolah yang akan mengajarkan kebebasan dalam sebuah pemberontakan namun buku - buku yang akan selalu hadir di luar lingkup sistem pelajaran sekolah dan semacamnya.


Kritis dan Pemberontakan
Dalam pembahasan ini kita di harapkan untuk sedikit kembali menengok kisah - kisah pemberontakan yang pernah terjadi dimasa sebelumnya, dimana ternyata setiap pemberontakan yang pernah terjadi dimasa lalu itu berasal dari pemikiran -pemikiran kritis beberapa tokoh yang menghasilkan ideologis yang dibahasakan dalam kritik - kritik lisan atau penulisan dan mereka jelaskan dalam teori – teori pemikiran terhadap realitas kehidupan yang pada masa itu mereka hadapi. Seperti seorang tokoh ternama Karl Marx yang menghasilkan teori - teori pemikiran kritis terhadap kapitalisme liberal yang menyerap nilai - nila kemanusiaan dan menghasilkan kaum penindas dan tertindas, dan teori - teori kritiknya tentang kapitalisme liberal itu telah memunculkan para penganut pemberontakan ala Marx (biasa kita sebut Marxisme), dimana para marxisme yang sampai sekarang masih terus berjuang memprotes keberadaan kapitalisme liberal yang hanya menguntungkan pihak bermodal sedangkan menindas kaum tidak bermodal. Adapun seorang tokoh Paulo Freire yang mewacanakan kritiknya tidak hanya terhadap kaum tertindas yang bisa bermacam -macam, tertindas oleh rezim otoriter, struktur sosial yang tidak adil dan diskriminatif, warna kulit, gender, ras, dan lain sebagainya. Di sini Paulo Frieire adalah pemberontak yang mengatasnamakan humanisme  sebagai kecintaan tertingginya yang juga mempunyai begitu banyak pengikut (humanisme) yang memakai teori -teorinya sebagai landasan perjuangan kemanusiaan dalam kehidupan. Disini kedua tokoh membahasakan sebuah pemberontakan terhadap kezaliman para dominan yang dengan seenaknya hatinya telah menciptakan ruang lingkup yang terbatas melalui aturan - aturan yang sepihak saja, dimana dalam hal ini pemberontakan itu semestinya ada karena adanya suatu pendidikan kritis ( Mazhab Pendidikan Kritis/2001, Dr.M.Agus Sunarnyo).
Maksud diatas bila lebih dijelaskan lagi bahwa pendidikan kritis sangat berpengaruh terhadap kelanjutan kehidupan manusia yang adil dan bernilai luhur. Sehingga teori - teori karena landasan pemikiran kritis adalah dasar penopang pemberontakan atau perjuangan terhadap ketidakbebasan manusia untuk mengungkap jatidiri sebenarnya dan dapat merefleksikannya dalam realitas yang tidak hanya bertumpu kepada nila -nila materi belaka.


Zaman modern (sekarang) dan Pemberontakan
Hal utama dalam pembahasan ini sebenarnya kita disuruh melihat dan mengerti serta mampu mempertanyakan dan menjawab fenomena apa yang terjadi pada zaman modern sekarang. Dan salah satu hal yang mesti di lihat itu adalah fenomena kata pemberontakan dalam kebanyakan orang sekarang memandang pemberontakan sebagai suatu aktifitas negatif yang berbuntut pada sebuah kekerasan. Nah pandangan terhadap fenomena inilah menurut saya adalah suatu kesalahan pemaknaan kata dan tentu saja peran dominan dengan para koleganya yang telah melencengkan persespi pemberontakan ini.
Saya sebut demikian karena ketika kita kembali kesejarah Nusantara sebelum terbentuknya Indonesia merdeka dimana para pahlawan - pahlawan nasional kita saat itu terus - menerus meneriakkan kata perjuangan dalam tubuh mereka, bukankah waktu mereka meneriakkan kata perjuangan waktu itu adalah berarti suatu pemberontakan terhadap ketetindasan oleh kolonialisasi?? Dan sekarang kenapa kata pemberontakan itu selalu dijauhkan dari asal kata perjuangan itu sendiri mestinya harus kita pertanyakan. Artinya ada sebuah sistem penjajahan yang sudah lebih canggih yaitu melalui diskursus - diskursus modern sekarang yang tersedia dibanyak media tanpa adanya penyaringan kata yang implisit, sebagaimana dijelaskan oleh Norman Fairclough tentang bahasa sebagai alat berinteraksi yang digunakan semena - mena oleh subyeknya tergantung politik dan kepentingan subyek itu sendiri (Language and Power, 2003). Penjelasan tersebut seakan menjawab fenomena yang tengah terjadi sekarang dimana penjajahan yang sebenarnya masih berkelanjutan yaitu penjajahan fisik yang telah bermetamorfosis menjadi penjajahan yang lebih intelektual yang sangat sulit masyarakat sekarang bila tidak adanya pengetahuan kritis yang ditanam sejak dini dalam generasi calon pemuda - pemuda Indonesia sekarang untuk tetap mampu mempertahankan kemerdekaan yang penuh pengorbanan oleh pemuda - pemuda Indonesia yang lalu.
Walau itu berarti sekali lagi kata pemberontakan harus kita gunakan dalam kehidupan bangsa Indonesia untuk mampu menyikapi fenomena -fenomena yang kecil namun berarti besar terhadap pengaruh – pengaruh yang bertujuan buruk untuk masuk dan menggerogoti Bangsa kita sedikit demi sedikit dengan topeng yang kadang selalu disangka suatu kewajaran.

Rabu, 29 Februari 2012

Gaya Hidup Obyektif


Sebuah kisah tentang seorang anak Sekolah Menengah Atas yang meminta ibunya membelikan dia sebuah motor baru (walaupun motor lamanya masih bagus dan masih bisa dipakai) namun permintaan itu tidak bisa dipenuhi karena faktor finansial yang tidak mencukupi, akhirnya anak itu kabur/minggat dari rumahnya sampai ibunya bisa memenuhi permintaannya. Dan hasilnya ibu yang selalu berusaha memenuhi permintaan anaknya itu direfleksikan dalam sebuah tindakan seperti mencuri atau merampok, menjadi penjual barang-barang haram, serta pelacurpun jadi hanya untuk membahagiakan anaknya yang membuat siapapun melihatnya semestinya harus miris dan mau untuk memikirkan sebab dan akibatnya. Bukankah ini suatu kekuatan kasih sayang yang luar biasa dari orang tua?? Dalam beberapa pertanyaan, ada pertanyaan mendasar dari kisah ini, yaitu kenapa sebenarnya ini bisa terjadi??
Nah untuk menjawab itu mari kita telisik dasar permasalah tersebut, yaitu dimana seorang anak yang secara tidak lansung  telah memaksa orang tuanya berbuat hal-hal yang tidak diinginkan dengan mengutarakan keinginan / kemauannya,mungkin karena masalah pergaulan yang semakin dianggap maju apabila adanya suatu kemajuan tekhnologi juga. Dimana pergaulan yang membuat seorang anak merasa mengharuskan kesetaraan dirinya dan teman-teman dalam pergaulannya telah membuat anak itu lupa atau bahkan tidak mengerti akan arti dari want or need (mau atau butuh). Dimana pergaulan yang dipandang hanya dengan menerima tanpa adanya pengkritisasian terhadap pergaulan itu sendiri dan telah membuat anak itu memandang suatu objek sebagai sebuah keharusan yang mesti terpenuhi. Dalam hal ini rasionalitas teknologis telah menjadi media yang efektik untuk melalukan dominasi secara lebih canggih, yaitu menyangkut hubungan antara subyek dan obyek. Manusia pada awalnya tampil sebagai subyek yang menciptakan dan mengontrol teknologi (obyek). Namun ketika obyek (teknologi) telah berkembang sedemikian rupa posisinya terbalik, obyek(teknologi)lah yang justeru mengontrol dan menguasai subyek (kita contohkan sebagai pelajar yang dikisahkan di atas) (Dr.M.Agus Sunaryo 2001 “Mazhab Pendidikan Kritis”). Disini kita bisa menguraikan dimana sebuah pergaulan yang beranak menjadi sebuah pemikiran gaya hidup obyektif yang dikarenakan tidak adanya kemampuan seorang anak mengrkritisi  sebuah fenomena besar yang tengah terjadi sekarang telah membalikkan posisi pemaknaan want or need dalam pemikiran kehidupan modern sekarang. Bukankah fenomena seperti contoh anak sekolah di atas telah banyak diperbincangkan dan muncul dalam berbagai media tentang gaya hidup obyektif ditatanan sosial manapun??
Sekali lagi untuk pemahaman yang menyangkut gaya hidup perlu ada landasan pendidikan tentang kritisasi, apalagi pemahaman yang berkaitan tentang generasi muda, yang seharusnya dimasa mendatang merekalah sebagai subyek-subyek yang dapat mengendalikan dan menjadi penopang untuk menjayakan keluarga, bangsa dan negara mereka bukan malah jadi obyek-obyek oleh keadaan-keadaan yang sebenarnya tidak diperlukan dan dibutuhkan. Untuk itulah sekolah yang memiliki guru-guru yang mampu meneladani siswa-siswanya dalam hal belajar yang sebenarnya baik itu tentang pergaulan dan moralitas gaya hidup yang bisa menghasilkan nilai sebenarnya juga dalam kehidupan, bukan hanya membiarkan mereka para anak yang belajar tenggelam oleh paradigma yang salah.