(Aku
berjalan ke arahmu, pelan dan ragu. Kepala menunduk kebawah dan satu tanganku
beraksi menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal, hanya simpul kusut dari senyum
yang kutampakkan di depanmu. Sambil berkata) hai tante..ehehe!
Gimana
kabar tante? Lama gak ketemu yah?. Yee...pasti mukamu bengkok aku panggil
tante. Ia ia gak panggil tante, kan bercanda.
Itung-itung
udah hampir setahun lebih (<~ngerti
gak?) gak ketemu. Sempat kita sering berbalasan kata dan kalimat walaupun
setelah itu aku keluar dari jalur kita namun aku tau kamu masih tetap berada
pada jejak itu. Berusaha mencari jejak kehilanganku, memang benar kamu layak
menghujaniku pertanyaan-pertanyaan setelah kehilanganku ini.
Tapi
tenang saja nona, semua pertanyaanmu akan kujawab biar ada sedikit kelegaan di
pencarianmu itu. Oh ia yang pertama-tama, tagih hutangmu di aku dongg!!biar
jadi rajin gitu... ^_^
Teman,
Makassar sedang dilanda musim kemarau berkepanjangan. Entah itu pun adalah
sebuah virus yang menular bagi orang-orang yang jelas kemarau itu memang sedang
terjadi dalam diriku, siraman yang dahulu memberiku musim yang penuh bunga
sekarang telah menjadi kering kerontang. Akupun tak tahu kapan kemarau ini akan
berakhir, bahkan siapa atau apakah yang bisa mengakhiri semua kepanasan ini.
Memang
benar jawaban dari semua itu hanyalah Aku, namun aku yakin kamu tahu bahwa untuk
seseorang,yang terpenting itu adalah seseorang lain yang bisa menemaninya
bahkan untuk mengembalikan kemaraunya. Untuk saat ini orang itu adalah kamu,
temanku!
Seorang
pahlawan memang tak butuh jubah berwarna untuk dapat menunaikan tugasnya menlong
orang lain, bahkan pahlawan itu kudapatkan dari dirimu yang hanya sekadar
menyemprotkan kata-kata kepadaku, dan sekarang aku merasa kembali sehat.
Walaupun
begitu janji yang dulu sempat kulontarkan kepadamu belum terlaksanakan, hal ini
sangat membebani pikiranku. Maka dari itu di awal tadi kukatakan untuk engkau
menagih hutangku kepadamu agar aku bisa mendapatkan motivasi untuk berusaha
memulainya.
Aku
ingat ketika masih di kota kecil itu bersama yang lain. Dengan sangat gampang
motivasi itu kudapatkan,dan kujadikan sebuah racikan yang cukup lezat. Namun perbedaan
itu sangat besar kurasakan di sini, ke acuhanku kembali dan semakin membesar. Penyebabnya
berbagai macam yang di dalamnya ada kemarahan, kesenangan, rasa bersalah,
bahkan kekecewaan. Dan itu semualah penyebab kemarau ini.
Aku
sangat berharap engkau sahabatku akan selalu ada untukku, menjagaku saat
kemarau dalam diriku hendak menampakkan kembali panasnya. Karena entah pada
siapa lagi aku mesti berharap di sini, aku seakan kehilangan biji untuk kutanam
kembali dari buah manis yang telah kuhabiskan.
Teman,
ini adalah celotehku yang sempat menghilang. Aku tahu ini mungkin sangat
singkat bahkan untuk kau dalami. Namun aku masih punya banyak bahan untuk
kucuap-cuapkan denganmu, tapi aku mau menyimpan itu untuk kiriman yang
berikutnya.
Dan
sebelumnya Thanks yak Bunda Wulan, because of you i got this spirit back.
PS
: Don’t stop forcing me to write, i’m begging u.
seperti bocah kecil yang terlonjak mendapati sebuah es krim cokelat di tangan kanannya, pun aku yang mendapati kabarmu.. selamat datang kembali, kawan.. mari kita bercumbu dalam kata, semoga dengannya jiwa kita bisa kaya tidak hanya dalam jutaan huruf terangkai makna tapi juga rasa :)
BalasHapus