Hei
mbak, tengoklah keluar rumahmu sebentar saja, lihat bulan yang buram itu! Sudah?
Kalau sudah bayangkanlah perasaanku saat ini sama dengan bulan itu. Entah bulan
itu tampak seperti sedang mengejekku atau malah sedang merasakan kegelisahanku.
Oh ia, jangan terlalu lama di luar, banyak nyamuk! Hehe..
Noooon
!!! mau cerita sedikit doonggg?? Jangan nolak yah... entah kemana aku mesti
cerita, aku tak tau. Untuk masalah hati, tak pernah sekalipun aku cerita ke
orang lain. Aku sangat yakin kamulah orang pertama yang akan melihatku
berbicara tentang hati, karena itu tolong dengarkan curahanku ini.
Dimulai
dengan kata kunci untuk gundahku ini adalah wanita dan perasaan. Kalau di sini
saya dan teman-teman ngumpulku mendefinisikan arti cinta adalah nama sebuah makanan
“cendolo na tape(cendol n tapai)”.
Semenjak
aku mulai mengenal yang namanya pacaran aku selalu bertanya-tanya seperti
apakah rasanya cinta itu. Orang-orang selalu berkata cinta itu beginilah, cinta
itu begitulah. Namun tetap saja rasa-rasanya aku tak merasakan apapun ketika
menjalani hubungan dengan wanita, perasaan rindulah, perasaan sayanglah.
Mungkin
aku memang merasakan sayang dan rindu itu ketika menjalin hubungan dengan
wanita, tapi jujur saja perasaan itu sungguh sangat singkat dan bisa hilang
begitu saja, bahkan hitungan jam saja. Karena itu tentu saja aku tidak menyebut
itu adalah sebuah cinta. Dan akhirnya perjalanan kisah cintaku jadinya
begitu-begitu saja.
Ingat
gak dulu waktu di “mak eka” kita sempat ngobrol-ngobrol tentang masa laluku
tentang pengalaman jalinan kasihku dengan banyak wanita yang selalu berakhir pada
mereka yang tersakiti, dan akhirnya aku tersadar bahwa aku salah dan memutuskan
untuk lama menyendiri sampai akhirnya kutemukan wanita yang bisa membuatku
mengalami fenomena cinta itu?
Yaahh
aku tak tau itu bisa dibilang cinta atau bukan namun sejak pertama kali
perasaanku yang terstrum cinta itu sampai sekarang masih korslet akan dirinya. Ini
adalah rekor terlama dari perasaan rindu dan sayang yang ada dalam hatiku. bahkan
karena dirinya aku mengeluarkan janji pertamaku untuk seorang wanita, janji itu
sampai tadi selalu kupegang teguh, walaupun memang kami sudah lama saling
berpisah dan berada di tempat yang saling berjauhan namun aku selalu tetap pada
janjiku itu. Apakah itu cinta??
Memang
benar bahwa ketika kami berpisah aku jadi jarang berhubungan dengannya, namun
aku melakukan itu semata-mata untuk dirinya. Aku tidak mau dirinya yang sedang
fokus belajar terganggu olehku, dan aku juga pernah berkata padanya untuk
menungguku sampai saatnya tiba ketika aku bisa muncul dan membanggakan diriku
yang dihadapan orang tuanya. Dan itupun kujadikan sebagai komitmen utamaku
untuk terus berusaha menepati janjiku, tentu saja janjiku ini tidak membebaniku
bahkan selalu menjadi penyemangatku bahkan ketika aku harus menghilangkan
diriku sendiri demi mengejar janji itu.
Namun
sesaat tadi ketika aku mencoba berbincang-bincang dengannya, mengajaknya
bersilaturahmi, dia malah seakan menusukku dengan tombak yang sangat tajam
tepat ke arah jantungku melalui kata-katanya yang sangat singkat. Memang secara
lansung dia tidak ada penolakan tapi kata-kata singkat itu seakan lansung
berubah menjadi tembok besi yang tidak mungkin kutembus walau hanya bermaksud
bersilaturahmi saja.
Aku
yakin nona mengerti kata-kata seperti apa yang digunakannya. Dan selepas itu
rasanya pondasi yang telah kubangun jadi luluh lantah sebelum bangunan aslinya
terbangun. Apa kamu tau perasaan ini sungguh sangat menyakitkan nona?? Baru kali
ini kurasakan rasa sakit yang luar biasa namun tidak tau di mana sumber luka
itu untuk bisa kuobati. Luka yang tak nampak ini ruasanya sungguh memilukan. Apakah
ini yang namanya cinta??
Dahulu
ketika aku sering kali menyakiti perasaan wanita, maka beberapa temanku selalu
berkata “hati-hati karma”. Tentu saja aku tak menyangka karma seperti apa yang
akan kudapatkan, karena kala itu aku selalu merasa tidak pernah menyakiti
mereka sebab bukan aku yang memulai dan meminta, tapi mantan-mantanku itu yang
memulainya.
Namun
sekarang aku yakin bahwa tetap saja aku salah karena malah menyalahgunakan
kesempatan yang telah mereka berikan. Mungkin memang sudah sepantasnya aku
mengalami ini. Namun tetap saja perasaan aneh ini benar-benar memilukan. Apa yang
harus aku lakukan??
Ahhhh...ceritaku
pasti akan membuatmu ngantuk, maaf yaaa!!! tapi aku merasa lega telah
mengeluarkan cuap-cuap hatiku...aku berharap mendapatkan sedikit balasan pencerahan
darimu nona baik hati.
Terima
kasih dan salam rindu :)